1. Makan Mi Instan dan Cokelat Bersamaan Bikin Keracunan
Keracunan akibat makanan memang bisa terjadi. Tapi benarkah makan mi instan dan cokelat bersamaan bisa memicu keracunan? Apalagi sampai lima panca indranya mengeluarkan darah. Konon mi mengandung arsenic pentoxide dan reaksi kimia dari cokelat menyebabkan berubah jadi arsenik trioxide.
Mi instan yang dijual di pasaran tidak ada yang ditemukan mengandung racun arsenik. "Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, disimpulkan bahwa produk mi instan yang terdaftar dan beredar di Indonesia memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku, serta dinyatakan aman untuk dikonsumsi," tegas Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc yang saat itu Kepala BPOM RI.
2. Minum Air Dingin Usai Makan Picu Kanker
Disebutkan dalam pesan yang beredar, minum air dingin usai makan bisa memicu kanker. Karena air dingin bisa memadatkan minyak dalam makanan sehingga lama-kelamaan akan melapisi usus dan menyebabkan kanker.
Tidak ada bukti yang mendukung pesan tersebut. Apalagi menurut BBC Science and Nature, panas alami di perut akan membuat semua makanan yang masuk memiliki temperatur yang sama. Meskipun seseorang minum es, dinginnya es tidak akan bertahan lama di lambung.
3. Larva di Payudara Akibat Pakai Bra Baru Tanpa Dicuci
Pesan ini mungkin pernah Anda terima. Pori-pori payudara wanita ditumbuhi larva akibat memakai bra baru yang tidak dicuci dulu sebelumnya.
Ini hoax karena tidak mungkin larva tinggal di pori-pori payudara dengan rapi. Larva lalat tumbu memang bisa muncul payudara, namun biasanya memunculkan lesi. Biasanya karena pakaian dan lingkungan kotor. Namun pesan baik dari broadcast hoax ini adalah membiasakan mencuci baju, meski baju baru sekalipun.
4. Virus HIV Dimasukkan ke Pembalut
Kabar penularan HIV melalui aneka media sangat sering menyebar. Salah satunya penularan melalui pembalut yang telah dipapar virus HIV sebelumnya.
Padahal jelas, virus HIV butuh inang karena tidak akan bisa hidup lama di luar tubuh atau inang. Sementara pembalut tidak bisa menjadi inang bagi virus HIV.
6. Teh Kemasan Beracun
Pertengahan 2009 silam beredar pesan berantai bahwa salah satu merek teh kemasan mengandung racun. Konon teh tersebut mengandung hidroxilic acid atau dihidrogen monoksida yang berbahaya. Padahal dihidrogen monoksida adalah dua (di) hidrogen, satu (mono) oksida ditulis dengan nama H2O yang artinya air. Jadi jelas ini kabar bohong semata.
Produsen teh yang bersangkutan juga telah menyampaikan klarifikasi ketidakbenaran kabar itu.
7. Sesuap Lele Mengandung 3.000 Sel Kanker
Di jejaring sosial, banyak beredar informasi yang menyebut lele sebagai ikan paling jorok. Dalam sesuap daging ikan lele, terkandung 3.000 sel kanker.
Fakta ikan lele rendah kolesterol. Ikan lele yang beredar di pasaran umumnya dibudidayakan di kolam-kolam, yang mestinya bisa dikendalikan agar bebas dari pencemaran. "Saat ini belum ada penelitian yang menyatakan jika memakan lele dapat memicu kanker," tegas dr Dradjat R Suardi, SpB(K)Onk, ahli kanker dari Perhimpunan Onkologi Indonesia.
8. 'Hujan Nuklir' yang Membahayakan
Bocornya reaktor nuklir di Jepang 2011 silam disusul beredarnya pesan agar jangan sampai terkena air hujan. Alasannya partikel radioaktif terkandung dalam air hujan, yang mana dapat menyebabkan luka bakar atau kanker alopecia.
Ini hoax. Sebab radius daerah yang terkena kontaminasi mencapai 20 km. Sementara, Indonesia dipastikan aman dari ancaman radiasi karena memang jaraknya sangat jauh dari Jepang.
9. Oleskan Vaselin untuk Cegah MERS
Saat MERS (Middle East Respiratory Syndrome) mewabah di Seoul, Korea Selatan. Aneka pesan tidak jelas menyebar melalui berbagai media. Salah satu pesan berantai menganjurkan warga untuk mengoleskan vaselin (lemak) ke hidung. Cara ini dipercaya bisa mencegah penularan virus korona penyebab MERS. Informasi ini dengan cepat dibantah oleh dokter, namun apa lacur pesan berantai terlanjur menyebar.
10. Vaksin MMR Sebabkan Autisme
Kerep beredar kabar vaksin Mumps, Morbili, dan Rubela (MMR) menyebabkan autisme pada anak. Namun kabar ini ditampik dr Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Sama sekali tidak benar. dr Wakefield yang membuat penelitian tersebut bukan ahli vaksin, dia adalah dokter spesialis bedah. Penelitian beliau pada tahun 1999 hanya menggunakan 18 sampel," ujar dr Soedjatmiko.
11. Makan Sayap dan Ceker Ayam Bisa Picu Kanker
Konon salah satu pemicu munculnya kanker payudara dan kanker seviks adalah karena konsumsi ceker dan sayap ayam. Sebab sayap ayam merupakan bagian paling sering disuntik, sedangkan ceker ayam tempat menimbun 'end product' antibiotik dan turunan 'second hormonal'.
"Belum ada buktinya, itu kan baru asumsi. Umur ayam itu kan pendek sampai dia dipotong, kalau dipotong obat hormonnya itu masih ada atau belum habis lalu dimakan menyebabkan kanker, sampai sekarang belum ada buktinya," kata dr Ramadhan, SpBOnk.
12. Makan Bayam dan Tahu Bersamaan Bisa Picu Kista
Beredar informasi yang mengatakan bahwa mengonsumsi keduanya secara bersamaan bisa memicu kista pada organ reproduksi perempuan. Kabar ini ditampik ahli kandungan. "Bayam dan tahu? Enggak ah, setahu saya nggak ada hubungannya tuh (dengan kista)," kata dr Damar Prasmusinto, SpOG.
Umumnya ada 2 penyebab kista yang sering dijumpai dan keduanya jarang berhubungan dengan makanan. Pertama adalah bawaan lahir, sedangkan yang kedua adalah endometriosis atau pertumbuhan yang tidak normal di lapisan endometrium.
13. Cek Kesehatan Ginjal dengan Jengkol
Pesan terkait cara mengecek kesehatan ginjal menyebar. Cara yang dianjurkan dalam pesan itu adalah dengan makan jengkol, setelah itu cium aroma kencingnya. Jika tidak bau berarti ginjal bermasalah.
Cara ini tidak dianjurkan. Karena terlalu banyak makan jengkol tidak baik lantaran makanan ini mengandung asam jengkolat atau jengkolic acid. Di ginjal, asam ini bisa mengkristal dan membentuk batu ginjal.
14. Lemon Lebih Hebat dari Kemoterapi
Kabarnya air yang berisi irisan lemon memiliki manfat luar biasa dalam membunuh sel kanker. Konon manfaat air air berisi irisan lemon itu bahkan lebih hebat dari kemoterapi.
dr Andhika Rahman SpPD mengatakan lemon memiliki kandungan vitamin E, vitamin C serta antioksidan memang dipercaya sebagai antikanker. Namun kandungan itu juga dimiliki beberapa buah-buahan lainnya. "Tetapi tidak harus lemon, buah atau sayuran lainya juga bisa," terangnya.
15. Udang + Vitamin C = Meninggal
Kabar konsumsi udang berbarengan dengan vitamin C bisa berujung kematian pernah menyebar. Padahal meski ada indikasi kontaminasi logam berat dan zat kimia pada produk perikanan, seperti pada udang, tidak akan langsung sebabkan keracunan.
Proses kimiawi udang dengan vitamin C tidak memiliki dasar yang jelas. Sementara itu, konsumsi vitamin C yang dianjurkan setiap harinya adalah sekitar 100 mg/hari. Jika berlebihan maka dampaknya malah bisa menyebabkan batu pada ginjal.
16. Petai Ampuh Atasi Kanker dan Lebih Hebat dari Kemoterapi
Beredar kabar sel kanker bisa dimatikan oleh petai. Konon kandungan dalam petai lebih hebat daripada kemoterapi.
Prof. dr. Karmel L Tambunan, SpPD-KHOM tidak menyangkal dan tidak membenarkan. Namun prinsipnya sesuatu dikatakan bermanfaat menyembuhkan penyakit jika sudah terbukti ilmiah. "Mestinya kalau memang secara akademik itu terbukti menyembuhkan suatu penyakit, ya dilaporkan ke pertemuan internasional atau di jurnal ilmiah," kata dr Karmel.
17. Minuman Kemasan Mengandung Virus HIV
Sepertinya kabar penyebaran virus HIV melalui aneka media sering sekali menyebar. Salah satunya menyebut beberapa minuman kemasan telah ditetesi darah pekerja yang terkontaminasi virus HIV. Kabar ini mirip sekali dengan kabar terkontaminasinya buah kaleng dengan virus HIV.
Sekali lagi, HIV hanya dapat bertahan hidup beberapa jam di luar tubuh. Karena virus ini cuma bisa bertahan di lingkungan yang menguntungkan. Jadi sangat tidak mungkin menularkan virus HIV melalui minuman kemasan. Apalagi makanan atau minuman dalam kaleng sudah melewati proses sterilisasi.
18. Jeruk Disuntik Virus HIV
Dikabarkan dalam pesan yang beredar, ada jeruk yang disuntik dengan darah yang tercemar virus HIV. Konon layanan imigrasi Aljazair telah mengamankan sejumlah besar jeruk semacam itu yang diekspor dari Libya.
Ini hoax. Sebab virus HIV tak dapat menular melalui media makanan. Biasanya, virus akan mati dalam beberapa menit setelah berada di luar tubuh.
19. Peringatan Kode Warna di Kemasan Pasta Gigi
Imbauan untuk berhati-hati memilih pasta gigi sering beredar di jejaring sosial. Disebutkan, Green : Natural. Blue : Natural + Medicine. Red : Natural + Chemical composition. Black : Pure Chemical. Bahkan ada yang secara gamblang menyebut kode hijau adalah yang terbaik.
Namun sebenarnya kandungan dalam pasta gigi, terutama bahan aktif,
seharusnya sudah tercantum dalam kemasan. Fluoride dan berbagai jenis
bahan aktif lain sering ditambahkan sesuai kebutuhan pasien. Contohnya
HAP (hydroxyapatite) mineral dan potassium citrate untuk gigi sensitif,
serta zinc citrate untuk kesehatan gusi.
20. Bumbu Mi Instan yang Dimasak Picu Kanker
Broadcast message menyebut mi instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya. Sebab monosodium glutamat (MSG) berpotensi jadi karsinogen pencetus kanker jika dimasak dengan suhu di atas 120 derajat Celcius.
Ini merupakan kabar yang tidak jelas asalnya. Selama konsumsinya masih dalam batas aman, MSG tidak membahayakan. Nutrisionis Rita Ramayulis, DCN, MKes menyebut penggunaan MSG atau bumbu penyedap yang disarankan maksimal seperempat sendok teh dalam setiap penggunaannya.
21. Lintah Masuk ke Perut Melalui Kangkung
Pesan berisi imbauan agar berhati-hati saat memasak kangkung karena bisa jadi lintah yang bersembunyi di batang kangkung ikut termakan dan bersemayam di dalam usus sering beredar. Benarkah?
"Kalau lintah sepertinya nggak bisa ya. Kena asam lambung pasti mati. Parasit di tubuh manusia memang ada. Umumnya telur cacing yang masuk ke tubuh, bermanifestasi di usus halus," terang Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
22. Narkotika Digital yang Bikin 'Sakaw'
Beredar informasi yang menyebut tipe baru narkoba digital yang sangat mudah di akses dari smart phone. Namanya aplikasinya: i-doser. Namun Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan bahwa i-doser tidak termasuk narkotika.
Ahli neurologi, Helane Wahbeh dari Department of Neurology OHSU Oregon Health and Science University, ketika ditanya apakah i-doser yang menggunakan teknik 'binaural beats' meningkatkan aktivitas gelombang otak, jawabannya sama sekali tidak ada peningkatan gelombang otak.
23. Infeksi Cacing Melalui Kecoa
Di Facebook ada pesan yang menyarankan untuk tidak membunuh kecoa dengan cara dipukul sampai keluar isi perutnya. Alasannya karena di perut kecoa terdapat cacing yang bisa masuk ke tubuh lewat pori-pori atau luka.
Bisa saja di perut kecoa ada cacing. Namun kebanyakan kasus infeksi cacing pada manusia terjadi lewat makanan, bukan lewat kecoa.
24. Obat Hewan untuk Sterilisasi Manusia
Sempat beredar Progesterex yang digunakan untuk mensterilisasi hewan digunakan untuk memperkosa dan mensterilisasi korbannya. Konon jika minum obat ini tidak akan bisa hamil selamanya. Tapi info ini hoax belaka. Sebab Progesterex merupakan obat fiktif.
Meski demikian penting untuk tidak menerima tawaran makanan atau minuman dari orang tidak dikenal untuk menghindari ancaman kesehatan maupun tindakan berbau kriminalitas.
25. Jarum Suntik di Bioskop Tularkan HIV
Pesan ini mungkin sering Anda terima: HIV disebarkan menggunakan jarum suntik yang diletakkan di bangku tempat duduk bioskop. Ini informasi yang tidak benar.
Padahal untuk menularkan virus HIV, maka darah yang terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh darah. Selain itu darah terinfeksi HIV disebut bisa menularkan virus bila kondisinya masih segar.
26. Paru-paru Sobek karena Debu Vulkanik
Kala Gunung Merapi meletus 2010 silam, beredar pesan: kandungan silika di abu vulkanik bisa menyebabkan paru-paru sobek. Spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Agus Dwisusanto, SpP menjelaskan paru-paru sobek tak dikenal dalam ilmu kedokteran. Yang ada adalah silikosis, yakni penumpukan debu silika yang bisa memicu fibrosis atau kekakuan jaringan paru-paru.
Setiap bebatuan sebenarnya mengandung silika dalam bentuk terikat dan akan terlepas ketika hancur menjadi debu. Partikel-partikel dalam bentuk bebas itu hanya bisa masuk ke dalam jaringan paru-paru jika ukurannya sangat kecil, yakni di bawah 10 mikron.
27. Penggunaan Masker
Di jejaring sosial beredar info dua sisi pada masker bedah memiliki perbedaan fungsi dalam memakainya. Sisi putih harus menempel di wajah untuk cegah mikro organisme keluar dari mulut dan hidung. Sementara yang hijau menghadap luar untuk mencegah partikel atau mikro organisme masuk ke tubuh.
Padahal penggunaan masker sederhana secara terbalik sekalipun tidak berpengaruh signifikan. Yang jelas ini merupakan masker sekali pakai.
28. Obat Flu Sebabkan Pendarahan Otak
Beberapa waktu lalu beredar SMS ataupun e-mail tentang daftar obat flu terkenal yang bisa menyebabkan pendarahan otak karena mengandung PPA (phenylpropanolamine). Namun BPOM pada 2009 silam menampik mengeluarkan pengumuman obat batuk dan flu yang mengandung PPA.
BPOM menjelaskan PPA 15 mg diperbolehkan di Indonesia karena aman dikonsumsi. PPA di Indonesia disetujui sebagai obat penghilang gejala hidung tersumbat.
29.Deteksi Kerupuk yang Digoreng dengan Campuran Plastik
Kabar makanan yang digoreng dengan campuran plastik kerap terdengar. Di jejaring sosial pun beredar cara membedakan kerupuk yang digoreng dengan plastik dan yang tidak dengan cara dibakar.
Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Olahan BPOM, Ratmono, membantah informasi yang mengatakan bahwa kerupuk yang menyala saat dibakar pasti digoreng mengunakan plastik. Menurutnya, semua kerupuk kalau dibakar pasti akan menyala dan berubah menjadi hitam.
30. Tisu Picu Kanker Indung Telur
Imbauan soal risiko kanker ovarium atau indung telur akibat menggunakan tisu wajah untuk cebok sempat beredar melalui broadcast message. Dikatakan tisu wajah mengandung talcum (bedak talk), yakni bahan tambahan yang bisa menyebabkan kanker.
"Sebenarnya itu (hubungan talcum dan kanker) hipotesis lama, tetapi tidak pernah ada buktinya. Jadi nggak usah khawatir," kata Dr Sigit Purbadi, SpOG(K)Onk.
31. Minuman Kemasan dengan Kandungan Berbahaya
Pesan berantai soal kandungan berbahaya di minuman kemasan kerap menyebar di masyarakat. Pesan itu mengatasnamakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan mencantumkan nama dokter beserta nomor handphone-nya.
Dalam pesan disebutkan aspartame di minuman kemasan bisa menyebabkan pengerasan otak dan sumsum tulang belakang. IDI membantah mengeluarkan pernyataan itu. Sementara neurolog, Prof dr Teguh Ranakusuma SpS(k), mengatakan tidak ada yang namanya pengerasan otak. Namun ditekankan konsumsi apapun sebaiknya jangan berlebihan.
32. Pembuatan Tusuk Gigi Anti Boraks
Pesan berantai mengatakan alat pendeteksi boraks bisa dibuat sendiri dengan cara menusukkan tusuk gigi pada kunyit. Setelah itu, tusuk gigi ditusukkan lagi pada makanan yang dicurigai mengandung boraks.Jika positif ada boraks, konon warnanya akan menjadi merah.
Luthfia Adila sang penemu SIBODEC (Stick Of Borax Detector) menyebut kandungan kurkumin dalam kunyit memang bisa bereaksi dengan boraks. Namun menurutnya, kurkumin saja tidak efektif sehingga harus ditambah dengan pereaksi lain.
33. Air di Mobil Bisa Picu Kanker
Tersiar kabar minum air dari botol plastik yang disimpan di mobil bisa membahayakan kesehatan. Sebab air minum itu bisa memicu munculnya kanker payudara.
dr Andhika Rahman, SpPD, KHOM menyebut kabar itu tidak benar. "Ini cuma omong kosong. Berita seperti ini harus diuji lagi kebenarannya. Kanker juga tidak semudah itu bisa muncul," terangnya.
34. Lilin Picu Kanker
Sempat beredar kabar yang mengatakan menyalakan lilin bisa memicu kanker. Padahal asap atau sisa pembakaran tak semudah itu memicu kanker.
"Daripada asap yang dihirup seperti itu, lebih berisiko kalau kita meminum air panas dari wadah plastik. Itu plastik kalau kena air panas bahan-bahan kimianya terurai dan bisa masuk tubuh," kata ahli kanker, dr Ramadhan, SpBOnk.
35. TB dan HIV Menular Lewat Terompet
Broadcast message tentang bahaya meniup terompet sering beredar menjelang malam pergantian tahun. Dikatakan, virus-virus 'mengerikan' seperti tuberkulosis (TB) dan HIV bisa menyebar lewat terompet.
HIV yang merupakan virus penyebab AIDS memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui mulut. Sedangkan bakteri penyebab TB menular bukan melalui bekas air liur yang masuk ke mulut, melainkan droplet atau bercak dahak yang masuk ke saluran napas.
36. Tips Bedakan Es Batu dari Air Matang dan Mentah
Di berbagai forum internet, banyak beredar tips membedakan es batu yang diproduksi dari air matang dengan air mentah. Menurut tips tersebut, bening atau tidaknya es batu bisa menjadi indikatornya.
Padahal aman tidaknya produk es batu tidak bisa dilihat dari bentuknya. Aman tidaknya es batu harus diuji di laboratorium.
37. Tusuk Jari dengan Jarum untuk Bantu Pasien Stroke
Pesan berantai menyebut menusukkan jarum pada jari-jari pasien stroke dan kemudian mengeluarkan darahnya satu-dua tetes bisa membantu. Penusukan juga bisa dilakukan di area bawah daun telinga. Konon ini bisa melancarkan dan membantu oksigen masuk ke tubuh pasien.
Penusukan jarum nyatanya hanyalah untuk membuat pasien tetap sadar dan bukan pertolongan pertama pada pasien stroke.
38. Tanaman Hias Beracun Sangat Mematikan
Dieffenbachia amoena atau sri rejeki merupakan tanaman hias yang dikabarkan sangat beracun dan mematikan. Sehingga tanaman ini harus dijauhkan dari jangkauan anak.
Nyatanya sri rejeki memiliki racun pada getahnya. Namun efek racun getah pada sri rejeki termasuk dalam tingkatan ringan. "Getahnya kalau kena orang bisa bikin gatel tapi ada juga yang enggak," kata Dr Susiani Purbaningsih, DEA, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI).
39. Makanan Kaleng Terpapar Virus HIV
Beredar kabar para pekerja positif HIV-AIDS memasukkan darah mereka ke dalam makanan kemasan kaleng. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan berita tersebut hoax dan menyesatkan. Untuk diketahui virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika sudah keluar dari host atau tubuh manusia.
40. Tusuk Gigi Bisa Sebarkan AIDS
Pernah dapat broadcast pesan tusuk gigi bisa menyebarkan AIDS? Konon tusuk gigi di restoran dikembalikan ke tempatnya setelah digunakan pasien AIDS. Padahal ini hoax semata. Virus HIV penyebab AIDS tidak bisa ditularkan sesederhana menggunakan tusuk gigi bekas.
20. Bumbu Mi Instan yang Dimasak Picu Kanker
Broadcast message menyebut mi instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya. Sebab monosodium glutamat (MSG) berpotensi jadi karsinogen pencetus kanker jika dimasak dengan suhu di atas 120 derajat Celcius.
Ini merupakan kabar yang tidak jelas asalnya. Selama konsumsinya masih dalam batas aman, MSG tidak membahayakan. Nutrisionis Rita Ramayulis, DCN, MKes menyebut penggunaan MSG atau bumbu penyedap yang disarankan maksimal seperempat sendok teh dalam setiap penggunaannya.
21. Lintah Masuk ke Perut Melalui Kangkung
Pesan berisi imbauan agar berhati-hati saat memasak kangkung karena bisa jadi lintah yang bersembunyi di batang kangkung ikut termakan dan bersemayam di dalam usus sering beredar. Benarkah?
"Kalau lintah sepertinya nggak bisa ya. Kena asam lambung pasti mati. Parasit di tubuh manusia memang ada. Umumnya telur cacing yang masuk ke tubuh, bermanifestasi di usus halus," terang Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
22. Narkotika Digital yang Bikin 'Sakaw'
Beredar informasi yang menyebut tipe baru narkoba digital yang sangat mudah di akses dari smart phone. Namanya aplikasinya: i-doser. Namun Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan bahwa i-doser tidak termasuk narkotika.
Ahli neurologi, Helane Wahbeh dari Department of Neurology OHSU Oregon Health and Science University, ketika ditanya apakah i-doser yang menggunakan teknik 'binaural beats' meningkatkan aktivitas gelombang otak, jawabannya sama sekali tidak ada peningkatan gelombang otak.
23. Infeksi Cacing Melalui Kecoa
Di Facebook ada pesan yang menyarankan untuk tidak membunuh kecoa dengan cara dipukul sampai keluar isi perutnya. Alasannya karena di perut kecoa terdapat cacing yang bisa masuk ke tubuh lewat pori-pori atau luka.
Bisa saja di perut kecoa ada cacing. Namun kebanyakan kasus infeksi cacing pada manusia terjadi lewat makanan, bukan lewat kecoa.
24. Obat Hewan untuk Sterilisasi Manusia
Sempat beredar Progesterex yang digunakan untuk mensterilisasi hewan digunakan untuk memperkosa dan mensterilisasi korbannya. Konon jika minum obat ini tidak akan bisa hamil selamanya. Tapi info ini hoax belaka. Sebab Progesterex merupakan obat fiktif.
Meski demikian penting untuk tidak menerima tawaran makanan atau minuman dari orang tidak dikenal untuk menghindari ancaman kesehatan maupun tindakan berbau kriminalitas.
25. Jarum Suntik di Bioskop Tularkan HIV
Pesan ini mungkin sering Anda terima: HIV disebarkan menggunakan jarum suntik yang diletakkan di bangku tempat duduk bioskop. Ini informasi yang tidak benar.
Padahal untuk menularkan virus HIV, maka darah yang terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh darah. Selain itu darah terinfeksi HIV disebut bisa menularkan virus bila kondisinya masih segar.
26. Paru-paru Sobek karena Debu Vulkanik
Kala Gunung Merapi meletus 2010 silam, beredar pesan: kandungan silika di abu vulkanik bisa menyebabkan paru-paru sobek. Spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Agus Dwisusanto, SpP menjelaskan paru-paru sobek tak dikenal dalam ilmu kedokteran. Yang ada adalah silikosis, yakni penumpukan debu silika yang bisa memicu fibrosis atau kekakuan jaringan paru-paru.
Setiap bebatuan sebenarnya mengandung silika dalam bentuk terikat dan akan terlepas ketika hancur menjadi debu. Partikel-partikel dalam bentuk bebas itu hanya bisa masuk ke dalam jaringan paru-paru jika ukurannya sangat kecil, yakni di bawah 10 mikron.
27. Penggunaan Masker
Di jejaring sosial beredar info dua sisi pada masker bedah memiliki perbedaan fungsi dalam memakainya. Sisi putih harus menempel di wajah untuk cegah mikro organisme keluar dari mulut dan hidung. Sementara yang hijau menghadap luar untuk mencegah partikel atau mikro organisme masuk ke tubuh.
Padahal penggunaan masker sederhana secara terbalik sekalipun tidak berpengaruh signifikan. Yang jelas ini merupakan masker sekali pakai.
28. Obat Flu Sebabkan Pendarahan Otak
Beberapa waktu lalu beredar SMS ataupun e-mail tentang daftar obat flu terkenal yang bisa menyebabkan pendarahan otak karena mengandung PPA (phenylpropanolamine). Namun BPOM pada 2009 silam menampik mengeluarkan pengumuman obat batuk dan flu yang mengandung PPA.
BPOM menjelaskan PPA 15 mg diperbolehkan di Indonesia karena aman dikonsumsi. PPA di Indonesia disetujui sebagai obat penghilang gejala hidung tersumbat.
29.Deteksi Kerupuk yang Digoreng dengan Campuran Plastik
Kabar makanan yang digoreng dengan campuran plastik kerap terdengar. Di jejaring sosial pun beredar cara membedakan kerupuk yang digoreng dengan plastik dan yang tidak dengan cara dibakar.
Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Olahan BPOM, Ratmono, membantah informasi yang mengatakan bahwa kerupuk yang menyala saat dibakar pasti digoreng mengunakan plastik. Menurutnya, semua kerupuk kalau dibakar pasti akan menyala dan berubah menjadi hitam.
30. Tisu Picu Kanker Indung Telur
Imbauan soal risiko kanker ovarium atau indung telur akibat menggunakan tisu wajah untuk cebok sempat beredar melalui broadcast message. Dikatakan tisu wajah mengandung talcum (bedak talk), yakni bahan tambahan yang bisa menyebabkan kanker.
"Sebenarnya itu (hubungan talcum dan kanker) hipotesis lama, tetapi tidak pernah ada buktinya. Jadi nggak usah khawatir," kata Dr Sigit Purbadi, SpOG(K)Onk.
31. Minuman Kemasan dengan Kandungan Berbahaya
Pesan berantai soal kandungan berbahaya di minuman kemasan kerap menyebar di masyarakat. Pesan itu mengatasnamakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan mencantumkan nama dokter beserta nomor handphone-nya.
Dalam pesan disebutkan aspartame di minuman kemasan bisa menyebabkan pengerasan otak dan sumsum tulang belakang. IDI membantah mengeluarkan pernyataan itu. Sementara neurolog, Prof dr Teguh Ranakusuma SpS(k), mengatakan tidak ada yang namanya pengerasan otak. Namun ditekankan konsumsi apapun sebaiknya jangan berlebihan.
32. Pembuatan Tusuk Gigi Anti Boraks
Pesan berantai mengatakan alat pendeteksi boraks bisa dibuat sendiri dengan cara menusukkan tusuk gigi pada kunyit. Setelah itu, tusuk gigi ditusukkan lagi pada makanan yang dicurigai mengandung boraks.Jika positif ada boraks, konon warnanya akan menjadi merah.
Luthfia Adila sang penemu SIBODEC (Stick Of Borax Detector) menyebut kandungan kurkumin dalam kunyit memang bisa bereaksi dengan boraks. Namun menurutnya, kurkumin saja tidak efektif sehingga harus ditambah dengan pereaksi lain.
33. Air di Mobil Bisa Picu Kanker
Tersiar kabar minum air dari botol plastik yang disimpan di mobil bisa membahayakan kesehatan. Sebab air minum itu bisa memicu munculnya kanker payudara.
dr Andhika Rahman, SpPD, KHOM menyebut kabar itu tidak benar. "Ini cuma omong kosong. Berita seperti ini harus diuji lagi kebenarannya. Kanker juga tidak semudah itu bisa muncul," terangnya.
34. Lilin Picu Kanker
Sempat beredar kabar yang mengatakan menyalakan lilin bisa memicu kanker. Padahal asap atau sisa pembakaran tak semudah itu memicu kanker.
"Daripada asap yang dihirup seperti itu, lebih berisiko kalau kita meminum air panas dari wadah plastik. Itu plastik kalau kena air panas bahan-bahan kimianya terurai dan bisa masuk tubuh," kata ahli kanker, dr Ramadhan, SpBOnk.
35. TB dan HIV Menular Lewat Terompet
Broadcast message tentang bahaya meniup terompet sering beredar menjelang malam pergantian tahun. Dikatakan, virus-virus 'mengerikan' seperti tuberkulosis (TB) dan HIV bisa menyebar lewat terompet.
HIV yang merupakan virus penyebab AIDS memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui mulut. Sedangkan bakteri penyebab TB menular bukan melalui bekas air liur yang masuk ke mulut, melainkan droplet atau bercak dahak yang masuk ke saluran napas.
36. Tips Bedakan Es Batu dari Air Matang dan Mentah
Di berbagai forum internet, banyak beredar tips membedakan es batu yang diproduksi dari air matang dengan air mentah. Menurut tips tersebut, bening atau tidaknya es batu bisa menjadi indikatornya.
Padahal aman tidaknya produk es batu tidak bisa dilihat dari bentuknya. Aman tidaknya es batu harus diuji di laboratorium.
37. Tusuk Jari dengan Jarum untuk Bantu Pasien Stroke
Pesan berantai menyebut menusukkan jarum pada jari-jari pasien stroke dan kemudian mengeluarkan darahnya satu-dua tetes bisa membantu. Penusukan juga bisa dilakukan di area bawah daun telinga. Konon ini bisa melancarkan dan membantu oksigen masuk ke tubuh pasien.
Penusukan jarum nyatanya hanyalah untuk membuat pasien tetap sadar dan bukan pertolongan pertama pada pasien stroke.
38. Tanaman Hias Beracun Sangat Mematikan
Dieffenbachia amoena atau sri rejeki merupakan tanaman hias yang dikabarkan sangat beracun dan mematikan. Sehingga tanaman ini harus dijauhkan dari jangkauan anak.
Nyatanya sri rejeki memiliki racun pada getahnya. Namun efek racun getah pada sri rejeki termasuk dalam tingkatan ringan. "Getahnya kalau kena orang bisa bikin gatel tapi ada juga yang enggak," kata Dr Susiani Purbaningsih, DEA, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI).
39. Makanan Kaleng Terpapar Virus HIV
Beredar kabar para pekerja positif HIV-AIDS memasukkan darah mereka ke dalam makanan kemasan kaleng. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan berita tersebut hoax dan menyesatkan. Untuk diketahui virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika sudah keluar dari host atau tubuh manusia.
40. Tusuk Gigi Bisa Sebarkan AIDS
Pernah dapat broadcast pesan tusuk gigi bisa menyebarkan AIDS? Konon tusuk gigi di restoran dikembalikan ke tempatnya setelah digunakan pasien AIDS. Padahal ini hoax semata. Virus HIV penyebab AIDS tidak bisa ditularkan sesederhana menggunakan tusuk gigi bekas.
Baca Juga:
Posting Komentar