Sangat aneh ketika saya melihat Achmad Jufrianto, Supardi, dan Haji Ridwan memakai kostum Sriwijaya FC, sabtu malam itu. Bagaimana tidak, merekalah pilar utama Persib (bersama Firman Utina) yang bahu- membahu membawa Persib menjuarai Indonesia Super Leagie 2014 dan Piala Presiden 2015.
Bobotoh pasti ingat kala Jupe sukses mencetak gol penalti ke gawang Persipura yang sekaligus melepas dahaga puasa gelar Persib selama kurang lebih 19 tahun. Yang terdekat, tentu diakhir 2015 kemarin. Persib berhasil menjuarai Turnamen Piala Presiden gagasan Menpora. Mereka juga yang menjadi aktor utama keberhasilan Persib tempo hari.
Malam itu, idola baru Persib, Samsul Arif Munip membuat Jupe dkk kewalahan. Menit ke 10, berkat kecerdikan Belencoso, dia memberikan ruang pada Samsul Arif. Melalui penetrasinya, Jupe “kalah cepat” dan melakukan tackel yang kurang sempurna membuat Samsul merayakan gol ketiganya ditiga pertandingan beruntun.
Setelah tertinggal, Sriwijaya FC mencoba mengambil inisiatif pertandingan. Hilton (yang juga mantan idola bobotoh) beberapa kali mencari celah untuk menyamakan kedudukan, terlihat Hilton berada di namun kuatnya lini pertahanan kwartet Basna, Vlado, Purwaka, dan Toncip membuat serangan SFC buntu. Taktik Dejan Antonic yang memfokuskan serangan lewat sisi kiri pertahan SFC melalui Samsul Arif membuat duet Supardi-Ridwan yang sebenarnya memiliki chemistry yang baik tak terlihat tajinya.
Dibabak kedua, keadaan tak jauh berbeda. Hilton dkk masih tetap kesulitan menyamakan kedudukan. Justru chip dari Taufik kepada Belencoso membuat “The New Tower” pecah telur dan menggandakan skor menjadi 2-0.
Persib akhirnya memenangkan pertandingan sekaligus merebut posisi juara grup dari SFC. Persib berhak mendapatkan tiket semifinal dan bermain di kandang (semifinal Piala Bhayangkara menggunakan sistem single match). Tanpa mengurangi rasa hormat, Persib mulai bisa “move on” dari Achmad Jufrianto, duet Supardi-Ridwan, dan umpan akurat Firman Utina yang tidak bermain malam itu, disamping liarnya pergerakan Makan Konate (Ah, lupakan sejenak yang satu ini).
Diakhir, tak lupa saya ingin mengucapkan terima kasih atas “cinta dan dedikasi” Jufrianto, Supardi, Ridwan, dan Firman yang sebelumnya bahu-membahu membawa Persib juara. Terimakasih juga untuk Hilton, Airlangga, Asri Akbar, dan Wildansyah. Kalian pernah menjadi bagian dari nama besar Persib. Once a blue, always a blue. Dalam sepakbola, pertemuan dan perpisahan itu biasa. Terima kasih mantan! Persib tetaplah Persib dengan nama besarnya. Hidup Persib!
Penulis: Bambang Ismoyo
@bambangismoyo_
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Yogyakarta
@bambangismoyo_
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Yogyakarta
Sumber: http://simamaung.com/ditinggal-mantan-persib-tetaplah-persib/
Baca Juga:
Posting Komentar