Kalimat itu semakin menggema lagi setelah Maung Bandung maju ke final lantaran terpampang secara masif pada kaus dan atribut suporter, spanduk dukungan, sampai tagar berseliweran di media sosial.
Bukan sekadar kalimat penyemangat, "Invasi ke Jakarta" jelas menyiratkan citra kepercayaan diri begitu hebat dan tentu saja keyakinan amat besar untuk "menjajah" ibu kota dan membawa pulang kemenangan.
Romantisme puluhan ribu bobotoh yang berduyun-duyun ke Jakarta untuk mengharu biru di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada partai puncak Piala Presiden, akhir Oktober 2015 lalu memang sudah pasti akan langsung muncul dalam ingatan para pemuja Persib saat ini.
Perjalanan menegangkan dalam pengamanan ketat kepolisian waktu itu berkesudahan amat sempurna karena akhirnya, setelah menanti dua dekade, Maung Bandung bersama bobotoh bisa berpesta pora merayakan gelar juara di stadion bersejarah itu, meski sekadar ajang turnamen.
Situasi kali ini jauh berbeda dengan final Piala Presiden laluBagi bobotoh, berjaya di Batavia, melawan tim manapun, sama saja dengan memberi malu untuk Jakmania, suporter Persija Jakarta yang menjadi rival bebuyutan Persib. Di tengah penetapan status siaga I Jakarta, euforia kemenangan Piala Presiden tahun lalu begitu akbar, lengkap dengan sindiran-sindiran untuk Jakmania sang tuan rumah.
Wajar jika kali ini pun, antusiasme bobotoh begitu besar, bahkan boleh jadi berlipat ganda untuk kembali menyertai kiprah Persib di Jakarta yang akan menghadapi Arema Cronus dalam duel perebuatan trofi juara, Minggu 3 April 2016. Namun, harus pula disadari, situasi kali ini jauh berbeda dengan final Piala Presiden lalu.
Lawan duel Persib pada final saat itu adalah Sriwijaya FC. Meski merupakan salah satu tim besar di kancah sepak bola Indonesia, Laskar Wong Kito tidak atau mungkin belum punya basis masa suporter fanatik yang secara masif mengikuti kemanapun tim mereka berlaga, apalagi jarak dari Palembang ke Jakarta cukup jauh.
Maka stadion yang bisa menampung lebih dari 80.000 penonton pun saat itu layaknya Stadion Si Jalak Harupat dengan kapasitas lebih besar. Nyaris seluruh sektor tribun penonton berubah menjadi lautan biru bobotoh, lengkap dengan pekik sorak sorai dukungan yang menggelegar, menyuntikkan energi besar untuk kepercayaan Persib sepanjang laga.
Akan tetapi, lawan tarung Maung Bandung kali ini adalah Arema, tim besar dengan basis suporter tak kalah banyak dan tak kalah militan dibandingankan Persib, yakni Aremania. Arek Malang juga selalu setia mendampingi kemanapun Singo Edan bertarung. Maka sudah bisa dipastikan, warna biru di Stadion akan terbelah menjadi dua, Bobotoh dan Aremania. Masing-masing mendapatkan porsi adil pembagian tiket, yakni sekitar 40.000 lembar.
Bobotoh tidak akan senyaman tahun lalu yang dengan leluasa menguasai setiap jengkal Senayan. Mereka harus berbagi ruang dengan Aremania, dan bahkan Jakmania yang berpotensi ikut hadir mendukung Arema.
Optimisme yang dibawa Aremania tak kalah dari misi invasi jilid II bobotoh, bahkan mungkin saja lebih besar karena mereka sudah lama tak merasakan nikmatnya merayakan pesta juara pada ajang level mayor.
Aremania yang terkenal dengan dukungan unik itu bakal memberikan kepercayaan diri lebih buat Arema
sumber:Pikran-Rakyat.com
Baca Juga:
Posting Komentar